Monday, March 2, 2009

Tahapan pelatihan diri Tantrika SatyaBuddha

 
Beberapa waktu yang lalu ada seorang siswa setelah mendapatkan abhiseka Sadhana Wadyaraja Acalanatha, mulai berlatih sadhana tersebut. Tidak lama kemudian Acalanatha muncul dalam mimpinya. Saat muncul, Acalanatha tidak memberkatipun tidak memberikan sesuatu kepadanya, juga tidak memancarkan cahaya. Sebaliknya hanya melirik kepadanya kemudian membelakanginya. Apapun yang dimintanya tidak disahuti bahkan memunggunginya. Ia datang bertanya: "Apa arti dari kesemua kejadian ini?"


Jawaban saya demikian : pelatihan diri dalam Tantrayana memiliki tahap-tahapan. Anda harus menapakinya setingkat demi setingkat, tidak boleh loncat kelas. Oleh karena itu bila Anda telah mendapatkan abhiseka Sadhana Amitabha, sudah berlatih Dewatayoga Amitabha(Pen Cuen Fa), sudah berlatih lama sekali namun belum juga mencapai kontak (yoga). Seyogyanya Anda mulai berpikir, mengapa Budha Amitabha tidak muncul dalam mimpi atau samadhi memberkati Anda? Atau mengapa Budha Amitabha tidak memancarkan cahaya terang, mengapa tidak muncul pertanda baik? Apakah Anda telah loncat kelas? Bila Sadhana Guruyoga belum memperoleh kontak, kemudian Anda langsung berlatih Dewatayoga Amitabha ini berarti sudah loncat kelas. Dengan demikian Anda tak akan mendapatkan kontak dari Budha Amitabha. Ini disebut "meskipun sudah memperoleh abhiseka namun belum memperoleh nimitta abhiseka (nimitta disini bisa diartikan sebagai pertanda).


Lalu apa yang harus dilakukan? Pertama, bila Anda beranggapan telah mencapai yoga dalam Sadhana Guruyoga, berlatihlah Dewatayoga. Namun Anda harus mengulangi proses abhiseka Dewatayoga. Karena ada kemungkinan dalam proses bersadhana atau dalam proses abhiseka terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan tatacara. Oleh sebab itu dalam pelatihan diri Tantra umumnya, misalnya Catur Prayoga, ada ditentukan mumlahnya. Dengan kata lain Anda harus menggenapi setia sadhana dalam Catur Prayoga sebanyak 250000 kali barulah sesuai dengan tatacara (aturan). Bila ingin menjadi Acharya, harus melakukan homa sebanyak 200 kali barulah pantas menjadi Acharya, ini adalah ketentuan Tantra Timur. Oleh karena itu boleh dikatakan semua ada tahapannya. Abhiseka tidak ada manfaatnya bila tidak memperoleh nimitta abhiseka. Yang dimaksud dengan nimitta abhisekaadalah, misalnya ada orang begitu diabhiseka langsung memperoleh nimitta abhiseka, berarti Anda hari ini di-Abhiseka, pada malam harinya, Budha Amitabha langsung menampakkan jasmaninya yang sempurna di hadapan Anda menyinari Anda, memberkati Anda. Ini berarti Anda telah memperoleh nimitta abhiseka, berarti Anda telah memenuhi syarat untuk berlatih Dewatayoga Amitabha.


Langkah selanjutnya baru boleh minta diajari Sadhana Widyaraja, kemudian Anuttarayoga Tantra. Semua ini harus tahap demi tahap. Di tempat kita, harus berlatih Catur Prayoga, setelah itu baru Guruyoga. Kalau Guruyoga sudah beres barulah Dewatayoga, kemudian Sadhana Widyaraja, lalu Anuttarayoga Tantra. Pada setiap tahap harus mencapai yoga dan menghasilkan pertanda baik baru boleh menapak ke tingkat yang lebih tinggi. Inilkah ketentuan dalam Tantrayana umumnya.


Jika meskipun sudah di-Abhiseka namun tidak memperoleh nimitta abhiseka sebaiknya ulangi sekali lagi abhisekanya atau turun setingkat dan berlatih lebh lanjut. Misalnya Anda telah diabhiseka dalam Dewatayoga, namun belum juga mencapai yoga dalam waktu lama, lebih baik turun setingkat, diabhiseka lagi dalam Guruyoga atau abhiseka lagi dalam Dewatayoga, kemudian teruskan lagi latihannya dari awal. Bila belum memperoleh nimitta abhiseka dalam Catur Prayoga, tetapi meneruskan ke Guruyoga, tentu saja tidak akan memperoleh nimitta abhiseka dalam Guruyoga.


Inilah tatacara dalam Tantrayana. Terhadap tatacara demikian, dulu kita tidak perlu mematuhinya. Tetapi untuk siswa yang masuk belakangan, harus melatih diri dalam tatacara ddemikian. Ada orang berkata, melatih diri dalam Tantrayana harus membangun fondasi dalam Mahayana selama 12 tahun, fondasi dalam Tantrayana 8 tahun, seluruhnya 20 tahun barulah boleh mendapatkan abhiseka pengukuhan Acharya. Dewasa ini ada orang yang setelah memperoleh abhiseka Acalanatha langsung berlatih, tak dinyana baru semalam saja Acalanatha sudah muncul melirik sejenak laru memantatinya, hampir menghadiahi sebuah tendangan. Karena sadhaka belum mencapai yoga dalam Dewatayoga, disinilah masalahnya. Namun, jika Anda merasa amat berbakat, setelah diabhiseka dalam Sadhana Widyaraja Acalanatha, pada malam harinya langsung muncul memberkati Anda, berarti Anda telah memperoleh nimitta abhiseka, berarti Anda boleh berlatih. Jika Anda telah diabhiseka, tetapi tidak memperoleh nimitta abhiseka, berarti tidak boleh berlatih dalam sadhana ini. Anda harus tetap menekuni Dewatayoga atau turun setingkat berlatih Guruyoga. Bila dalam Guruyoga pun belum memperoleh kontak, belum muncul pertanda baik atau nimitta abhiseka, sebaiknya Anda tiap hari lakukan saja Mahanamaskara, Mahpuja, menjapa mantra Catur Sarana, melakukan Sadhana Wajrasattwa, berlatih Catur Prayoga. Bila dalam Catur Prayoga sudah benar-benar memperoleh yoga berarti ada harapan untuk mencapai pembebasan, karena Bodhisattva Wajracitta mampu membantu Anda mencapai ke-Budhaan.


Kelian lebih baik berkutut dulu di latihan dasar, jangan belum apa-apa sudah mau langsung berlatih Anuttarayoga Tantra. Tidak boleh begitu. Karena pelatihan diri adalah suatu proses. Kecuali Anda begitu diabhiseka Sadhana Widyaraja Acalanatha langsung memperoleh nimitta abhiseka, karena pada kelahiran sebelumnya telah melatihnya. Tentu saja tidak ada yang dapat dikatakan. Namun bila dalam kelahiran terdahulu Anda belum berlatih, berarti dalam kelahiran ini Anda harus melatihnya dari dasar. Tidak boleh seperti helikopter, langsung tinggal landas menuju Anuttarayoga Tantra. Oleh karena itu seyogyanya mulai menapak dari tingkat satu, tingkat dua, tingkat tiga, tingkat empat, tingkat lima, menapak secara bertahap barulah sesuai dengan tatacara sesuai dengan Dharma.

dikutip dari Files TBSN



No comments:

Post a Comment